KONSPIRASI DI DUNIA OTOMOTIF YANG MULAI TERUNGKAP.


Sebenarnya artikel ini berkaitan sekali dengan artikel sebelumnya yang berjudul awal mula terjadinya uang kertas, lebih tepatnya artikel kali ini adalah lanjutan dari artikel awal mula terjadinya uang kertas,
Tau tidak pembaca setia Zuliangga.blogspot.com, ternyata konsep2 mobil-mobil hybrid/listrik seperti mobil keluaran terbaru era sekarang ini sudah ditemukan dan sempat di aplikasikan sejak tahun 1899.
Apa kelebihan mobil listrik modern dibandingkan mobil berbahan bakar minyak? Jawabannya adalah SEGALANYA.
- Mobil listrik bisa berlari lebih cepat (370 km/jam oleh mobil Eliica buatan Jepang),
- Lebih jauh daya jelajahnya (483 km sekali charge oleh mobil Tesla Model S),
- Lebih kuat akselerasinya (0-100 km/jam kurang dari 4 detik oleh mobil Tesla Roadster),
- Lebih nyaman (tidak bising),
- Dan sudah pasti lebih ramah lingkungan.

Kekurangan mobil listrik mungkin hanyalah dalam hal waktu pengisian tenaga listrik (recharge) dibandingkan pengisian BBM. Tapi itu sama sekali tidak signifikan karena proses recharge mobil listrik modern hanya membutuhkan waktu menit-an, hampir sama dengan pengisian BBM. Lagipula recharge bisa dilakukan dengan cara yang jauh lebih praktis dibandingkan mengisi BBM, cukup memasukkan chop ke dalam titik api listrik.

Mobil listrik sudah ada jauh sebelum mobil berbahan bakar minyak dibuat. Pada tahun 1899 sebuah mobil listrik bahkan berhasil memecahkan rekor kecepatan kendaraan darat dengan menembus angka kecepatan 100 km/jam. Mobil tersebut dibuat oleh Camille Jenatzy.

Pada tahun 1897 kota New York bahkan sudah dipenuhi dengan mobil taxi berbahan bakar baterai, di luar mobil-mobil pribadi yang semuanya berbahan bakar batere. Saat itu belum ada satupun mobil BBM tampak di muka umum. Ditambah trem-trem listrik di kota-kota dan kereta api listrik antar kota yang pada tahun 1930-an sudah bisa mencapai kecepatan 200 km/jam, rasanya tidak ada tempat sedikit pun bagi mobil BBM untuk dilirik orang.

Bagaimana dengan mobil BBM generasi awal?
Sampai pada tahun 1930-an orang masih harus berkeringat, mengengkol tuas untuk bisa menghidupkan mobil BBM, sementara mobil listrik (batere) cukup menekan tombol. Ditambah asap yang tebal dan suara bising, sekali lagi tidak ada tempat bagi mobil BBM untuk dilirik orang. Lalu bagaimana bisa mobil BBM yang jorok dan dan serba menyusahkan itu bisa menyingkirkan mobil listrik?

Begini ceritanya:
Sebagaimana telah disebutkan pada awal abad 20 kendaraan listrik merupakan kendaraan umum di mana-mana. Kakek nenek kita yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan mungkin masih ingat bagaimana bentuk trem listrik yang menjadi moda angkutan massal saat itu, yang serba nyaman dan sama sekali tidak mengeluarkan polusi.

Di San Francisco masih terdapat trem yang tetap beroperasi dengan baik selama lebih dari 100 tahun, hal yang tidak mungkin dilakukan oleh kendaraan berbahan bakar BBM yang sistem pembakarannya menghancurkan konstruksi kendaraan dalam waktu 20 tahun.

Kondisi mulai berubah sejak raja minyak berdarah yahudi Rockefeller (tangan kanan Rothschild di Amerika) memasuki bisnis transportasi. Ia melakukan dua langkah strategis untuk menghancurkan moda transporatasi listrik.

Langkah Pertama dengan menggunakan perusahaan bentukannya, National City Lines, Rockefeller menganeksasi hampir seluruh perusahaan operator transportasi massal di seluruh kota besar Amerika. Antara tahun 1936 dan 1950 National City Lines menganeksasi lebih dari 100 operator trem di 45 kota besar di Amerika termasuk Detroit, Cleveland, New York City, Oakland, Philadelphia, Phoenix, St. Louis, Salt Lake City, Tulsa, Baltimore, dan Los Angeles.

Selanjutnya National City Lines, tanpa ba bi bu menggantikan trem-trem yang seperti sudah saya sebutkan sangat nyaman dan ramah lingkungan itu, dengan bus-bus peminum BBM yang jorok dan serba menyusahkan. Saat itu ribuan trem-trem yang masih dalam kondisi sangat baik tiba-tiba ditarik dari peredaran dan dibesituakan begitu saja.

Langkah kedua adalah membiayai perusahaan mobil Ford Motor Company dan General Motors untuk memproduksi secara besar-besaran mobil-mobil BBM dan menjualnya dengan harga murah (karena skala produksi yang besar sehingga bisa lebih hemat biaya produksinya). Dengan dukungan sistem penjualan leasing dan kredit bank serta promosi massif via media massa (semuanya dimiliki Rockefeller), plus aksi-aksi mafia yang dikoordinir oleh teman yahudi Rockefeller, Meyer Lansky, untuk melibas fihak-fihak yang menentang langkah-langkah konspiratif Rockefeller.

Keberhasilan konspirasi Rockefeller semakin sempurna karena para politisi (yang kampanyenya membutuhkan sumbangan sponsor) pun berada di bawah kendalinya, mengkampanyekan pembangunan jalan bebas hambatan ke seluruh pelosok negeri untuk digunakan oleh mobil-mobil BBM buatan Rockefeller.

Langkah-langkah Rockefeller tersebut seperti peribahasa "sekali kayuh dua pulau terlampaui". Dengan menyingkirkan mobil-mobil dan trem-trem listrik dan menggantikannya dengan kendaraan BBM buatannya, ia tidak saja mengeruk keuntungan dari bisnis mobil, tapi juga dari bisnis minyak miliknya.

Silahkan menghitung keuntungan bisnis minyak secara global. Produksi minyak dunia sekitar 100 juta barrel per-hari. Dengan biaya produksi, katakanlah $20 per-barrel dan harga pasaran minyak dunia $60 dollar, keuntungan bisnis minyak global adalah ($60-$20)x100 juta=$4 miliar atau sekitar Rp 40triliun sehari. Berapa kekayaan yang telah ditumpuk selama bertahun-tahun oleh para raja minyak?

Banyak orang yang mengira sebagian besar keuntungan bisnis minyak dinikmati oleh negara-negara penghasil minyak seperti Arab Saudi dan Indonesia. Mereka tidak mengetahui bahwa meski diproduksi di Arab Saudi dan Indonesia, sebagian besar minyak itu dimiliki oleh perusahaan minyak asing milik Rockefeller dan kroni-kroninya. Di Indonesia sendiri sekitar 90% minyak produksinya dimiliki perusahaan minyak asing.

Hebat sekali ya para yahudi itu, bisa merubah dunia sesuai dengan apa yang mereka mau, Dan andai dari dulu kendaraan berbahan bakar minyak tidak pernah menggeser posisi kendaraan berbahan bakar listrik, mungkin saat ini bumi tidak akan mengalami pemanasan global / Global warming. Mungkin saat ini gunung-gunung es di kutub selatan dan utara tidak akan pernah mencair, dan cuaca di bumi akan selalu stabil dan sejuk. Tidak seperti sekarang ini.
0 Responses

Posting Komentar